Sunday, February 8, 2009

Harian banjir Vega

Banjir Paksa Bandara Ahmad Yani Semarang Tutup
Kendal hingga Demak Terendam, Pantura Putus

SEMARANG - Hujan deras di Semarang dan sekitarnya dua hari terakhir telah melumpuhkan jalur lalu lintas pantura (pantai utara). Ribuan kendaraan -mulai bus, truk, hingga kendaraan pribadi- yang menuju arah timur, hingga tadi malam masih tertahan di Kendal. Sedangkan yang menuju arah barat, banyak yang memilih menunggu di Demak.

Bukan hanya pengguna jalan raya yang tidak bisa melanjutkan aktivitas. Perjalanan kereta api dari Jakarta ke Surabaya atau sebaliknya terpaksa dibatalkan atau dialihkan lewat jalur selatan. Begitu pula penerbangan di Bandara Ahmad Yani, Semarang, yang lumpuh total sehari kemarin.

Banjir yang melanda Kendal, Semarang, hingga Demak itu disebabkan oleh meluapnya sejumlah sungai yang melintasi tiga daerah tersebut. Antara lain Sungai Bodri di perbatasan Kendal-Semarang, Banjir Kanal Barat di daerah Mangkang Semarang Barat, dan Sungai Banjir Kanal Timur yang berada di daerah Genuk, Semarang Timur. Di Kendal, Sungai Blorong juga ikut meluap.

Radar Semarang (Jawa Pos Group) melaporkan, di Kota Semarang, air menggenangi Stasiun KA Poncol dan Tawang, setinggi kurang lebih satu meter. Di Bandara Ahmad Yani, air setinggi sekitar 20 cm menutup landasan pacu pesawat. Sedangkan di jalan-jalan utama, rata-rata air mencapai antara 60 cm hingga 1,5 meter.

Hingga tadi malam, tak kurang dari lima ribu kepala keluarga di Kota Semarang diungsikan. Petugas dari Pemkot Semarang, Pemprov Jateng, Basarnas, TNI, dan Polri langsung menerjunkan tim untuk melakukan evakuasi. Mereka menggunakan ratusan perahu karet untuk mengangkut warga yang terjebak banjir.

Bandara Ahmad Yani Tutup

Sehari kemarin Bandara Ahmad Yani ditutup total. Sebanyak 45 penerbangan yang terjadwal sejak pukul 05.00 dibatalkan. Air yang menggenangi landasan pacu sepanjang 500 meter membuat pesawat tak bisa take-off atau landing.

Rencananya, bandara dibuka kembali pukul 06.00 pagi ini. Namun, General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bambang Swastono tak berani menjamin 100 persen bahwa bandara benar-benar bisa beroperasi lagi hari ini. "Kalau tetap hujan, saya tak menjamin pasti buka pukul 06.00. Namun, menurut BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika), hujan hanya akan terjadi sampai pukul 21.00 (tadi malam, Red)," ungkapnya.

Menurut Bambang, penerbangan yang dibatalkan sebagian besar dari dan menuju Jakarta. Lainnya dengan tujuan Surabaya, Pangkalan Bun, dan Singapura.

Untuk menguras air, pihak bandara mengerahkan 35 pompa. "Ada yang kemampuan mengurasnya 450 liter per detik, ada yang 1.200 liter per detik," katanya.

Bambang menambahkan, calon penumpang yang penerbangannya ditunda memilih pulang. Hingga pukul 19.00 tadi malam, bandara sudah kosong. "Mereka mengerti betul ini terjadi karena bencana dan tidak komplain," katanya

Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo menyiagakan anak buahnya dari satuan lalu lintas untuk membantu pengguna jalan. "Kami siagakan anggota lalu lintas di jalan-jalan utama pantura yang tergenang air, untuk mengalihkan arus lalu lintas. Kami informasikan ke pengguna jalan agar melewati jalan lain atau jalur alternatif yang bebas banjir," jelasnya.

KA Terlambat 18 Jam

Karena banjir tak bisa dipastikan kapan surutnya, pihak PT KA memilih mengalihkan rute perjalanan KA melalui jalur selatan. Namun, risiko keterlambatan sampai 18 jam.

Beberapa KA jurusan Jakarta-Surabaya yang rutenya dialihkan melewati Solo kemarin adalah KA Gumarang , Argo Anggrek Malam, Argo Anggrek Pagi. KA Anggrek Malam yang seharusnya datang pada 07.00 kemarin, baru datang pukul 23.30 tadi malam. Begitu juga KA Gumarang yang seharusnya datang pukul 07.30 kemarin, baru datang pada 00.30 dini hari tadi. Sedangkan KA Anggrek Pagi hanya mengalami keterlambatan empat jam. Seharusnya KA ini tiba pukul 19.30, namun tiba di Surabaya pukul 23.30.

Kepala Humas PT KA Daops VIII Surabaya Sugeng Prijono mengatakan, keterlambatan KA Gumarang dan Argo Anggrek Malam disebabkan kedua KA tersebut terjebak di Stasiun Kaliwungu, Kendal. Di sana ketinggian air mencapai 30 cm, sehingga KA tak bisa berjalan. Sebab, secara teori, lokomotif tidak dapat berjalan jika ketinggian air di jalur yang dilalui melebihi 15 centimeter. ''Kami tidak mau mabil risiko, nanti malah membahayakan penumpang,'' katanya.

Setelah menunggu air surut, KA diputar kembali menuju Stasiun Purwakarta, Jabar, untuk kemudian melanjutkan perjalanan melalui jalur selatan. ''Karena, setelah air yang menggenangi jalur Kaliwungu-Mangkang surut, banjir kembali menggenangi jalur Kaliurang. Jadi sama sekali tidak bisa lewat utara,'' ungkap Sugeng.

Penundaan paling parah dialami KA Sembrani jurusan Jakarta-Surabaya. KA tersebut telanjur masuk Stasiun Semarang Poncol, kemudian banjir datang. Hingga tadi malam para penumpang masih berada di stasiun. Menurut Sugeng, pihak KA sebenarnya bisa mengevakuasi penumpang dengan bus. Tetapi, hal itu tidak akan banyak berguna. Sebab, dalam Kota Semarang sendiri juga masih tergenang banjir, sehingga bus tak bisa lewat. ''Lebih baik menunggu surut,'' ujarnya.

Dia menambahkan, pihak KA hingga saat ini belum berani memprediksi sampai kapan jalur utara dibuka kembali. Mereka harus menunggu air surut hingga ketinggian di bawah 15 cm. ''Musuhnya alam, jadi tidak berani memprediksi,'' ujarnya.(ric/dan/dib/jpnn/dan/nw)

1 comment: